3 Cara Memilih Jurusan Yang Tepat di Kuliah

Masa- masa SMA telah usai.  Apa yang dulu diangan - angankan setelah lulus SMA , kini mulai bersinar. Hal- hal yang berhubungan dengan dunia kampus, sayup- sayup mengendap dibenak kita. Bergejolak rasa senang dan gembira. Namun disela- sela itu, berbagai macam pertanyaan tidak mau beranjak mengusik benak kita. Kita mulai bertanya pada diri sendiri, apa memang saya menyukainya?

Kita bingung memilih jurusan mana yang kita ambil. Apalagi kalau orang tua menyarankan mengambil jurusan yang belum tentu kita minati atau kita tidak mampu kuliah di jurusan tersebut. Untuk itu ada beberapa cara yang musti diperhatikan dalam memilih jurusan

1. Mencermati kemampuan kita
Dalam hal ini, kelebihan dan kekuarangan yang kita miliki, jaganlah ditutupi. Amatilah nilai-nilai di rapor, Ijazah dan Nilai Evaluasi Murni ( NEM ) secara objektif dan jujur. Kalau belum bisa menentukan, alangkah baiknya apabila dikonsultasikan dengan orangtua atau psikolog dan mintalah IQ anda dites . Dari tes IQ ,kita dapat mengetahui kemampuan kita. Contohnya dalam berhitung, kita bisa mengambil jurusan eksakta atau teknik; atau mungkin bisa juga mengambil bidang ekonomi, sosial-budaya dan bahasa.
2. Jangan memilih jurusan yang tidak diminati
Apalagi kalau hanya diminta oleh orang tua, karena kitalah yang kuliah bukan orang tua kita. Tentu , kita harus bersikap realistis. Jangan karena begitu senang ingin jadi dokter, lalu ngotot memliih jurusan kedokteran, padahal kemampuan kita dibidang tersebut sangatlah kurang misalnya. Minat yang besar belumlah cukup jika kemampuan yang dituntut terlalu tinggi (ambition exceed ability ), Apalagi kalau nilai  nilai dalam rapor, NEM sejak SMP sampai SMA tidak mendukung. Memang keinginan kita terkadang terlalu tinggi. Sayang kemampuan kurang memadai
3. Ikut-ikutan Teman
Kurang wawasan dan tidak menyadari akan faktor ini - dalam menentukan pilihan, seseorang mungkin berpatokan kepada temannya. Menurutnya, apa yang diinginkan teman- temannya, tentulah keinginannya juga. Ia tidak menyadari kemampuan akademis dan minatnya. Cara ini mungkin saja timbul karena takut kehilangan temannya.
4. Introspeksi Diri
Jangan paksakan kehendak kalau kemampuan dan persiapan belajar kurang. Namun , kalau memang minat atau pilihan cukup banyak, alangkah baiknya jika mempertimbangkan memilih jurusan yang peminatna lebih sedikit atau kurang. Langkah ini diambil karena masuk Perguruan Tinggi apalagi yang berbobot, bukanlah seperti main untung-untungan atau main sulap-sulapan
5. Pertimbangkan kira-kira
Memilih program studi dengan pertimbangan kira-kira walaupun tidak disenangi, amat riskan. Semboyan asal diterima di PT apapun jurusannya, hendaknyalah dihindari, karena besar kemungkinan proses perkuliahan akan berjalan dua atau tiga semester saja. Sebab lama kelamaan, kita akan merasa tidak cocok dengan jurusan tersebut. Kalau itu kita lakukan, berarti sama saja dengan pemborosan, baik waktu, biaya maupun tenaga. Lebih jauh, hal ini bisa berdampak psikologis. Misalnya, kita mulai tidak besemangat untuk kuliah.
6. Salah menentukan jurusan
Kurangnya informasi mengenai jurusan yang diambil akan mengakibatkan kesalahan dalam memilih jurusan. Sangat disayangkan apabila kita mempunyai kemampuan yang baik di jurusan tertentu , tetapi kita tidak memilihnya. Jika hal ini terjadi, besar kemungkinan selama kuliah akan timbul di dalam diri kita rasa tidak cocok.
7. Prospek jurusan
Kita hendaknya bisa mendapatkan pengertian yang benar mengenai prospek suatu jurusan,sehingga memilki informasi yang akurat untuk membuat pertimbangan. Apabila kita mempunyai gambaran atau data tentang banyaknya lulusan suatu jurusan yang menganggur, sebaiknya hal itu juga menjadi bahan pertimbangan. Namun, jangan hanya berangan-angan saja, misalkan prospek lulusan suatu jurusan tanpa disertai dengan data-data yang valid.