Wednesday, January 12, 2011

0 AirBorne Network adalah



Koneksi Internet yang cepat sudah menjadi kebutuhan saat ini. Semakin hari, aplikasi online semakin rakus dengan bandwith. Bertukar data berupa berupa teks suda tidak zamannya lagi. Sekarang, kita mendengarkan siaran radio, menonton acara televisi , mengirim dan menerima data multimedia lainnya lewat Internet. Semuanya mensyaratkan koneksi internet broadband.

Banyak pengguna internet rumahan yang merasa perlu meng-upragade koneksi mereka ke cable modem atau Digital Subscriber Line ( DSL ) untuk meningkatkan Bandwith yang mengalir dari internet ke komputer mereka. Koneksi mobile wireless yang mengklaim sebagai broadband pun dirasa jauh dari memadai.

Tapi kali ini , sebuah layanan wireless yang benar- benar broadband tengah digagas untuk "mengudara " . Paling tidak sudah tiga perusahaan di AS yang merencanakan penyediaan koneksi internet wireless berkecepatan tinggi dengan menempatkan pesawat terbang yang berfungsi sebagai "BTS" ( lebih tepatnya : node ) di udara.
Ketiga perusahaan tersebut dalah Angel Technologies, AeroVironment yang bekerja sama dengan NASA, dan Sky Station International. Ketiga menggunakan modus yang berbeda dalam mengudarakan node mereka. Angel Tecnologies menggunakan pesawat kecil yang terbang berputar - putar di udara untuk mengantarkan data.

Sementara AeroVironment menggunakan pesawat terbang tanpa awak bertenaga surya. Sedangkan Sky Station International merencanakan untuk menerbangkan balon udara sebagai pengganti pesawat terbang. Meski menggunakan jenis pesawat yang berbeda, pola koneksi ketiganya dibilang sama yang disebut Airborne Network (AN).

Pesawat Perusahaan AeroVironment Helios



Pesawat Ringan dan Balon Udara
Modus AN yang dikembangkan oleh Angel Technologies dikenal dengan nama High Altitude Long Operation ( HALO ) . Teknologi ini sudah digunakan sejahk akhir 2003 , dan telah mengudara di lebih dari 10 kota di AS . Inti dari jaringan ini adalah pesawat ringan bernama proteus, yang mengangkut peralatan jaringan wireless di udara.

Pesawat Proteus dikembangkan oleh Scaled Composites, perusahaan dirgantara yang berkedudukan do Mojave, California , AS. Pesawat ini didesain dengan sayap yang panjang, namun ringan untuk keperluan mengudara di ketinggian ( high Altitude Flight ) . Pesawat Proteus terbang 15,3 dan 18, 3 km, dan meliputi area dengan diameter hingga 120,7 km.

Pesawat Proteus

Sampai saat ini, pesawat Proteus masih menunggu izin kelayakan dari Federal Aviation Administration ( FAA ) . Di jantung Proteus ini , terdapat satu ton Hub An yang memungkinkan pesawat ini me- relay sinyal data dari stasiun bumi ke perkantoran dan perumahan. hub AN terdiri dari perangkat antena dan elektronik untuk komunikasi wireless.

Perangkat antena menciptakan ribuan sel virtual , seperti pada jaringan ponsel , dibumi untuk melayani ribuan pengguna . Sebuah piringan yang terletak dibawah pesawat bertanngung jawab untuk memantulkan sinyal data berkecepatan tinngi dari stasiun bumi ke komputer Anda. Setiap kota yang dilayani oleh jaringan ini menggunakan tiga pesawat Proteus yang diterbangkan oleh pilot manusia.

Setiap pesawat akan terbang selama delapan jam, sebelum diambil alih oleh pesawat berikutnya. Setelah tinggal landas, pesawat Proteus akan naik hingga mencapai ketinggian yang aman, di atas rawan hujan, dan semua penerbangan komersial, dan memulai berputar di atas kota sepanjang 12,9 km. Setiap pesawat akan diawaki oleh dua pilot , yang berbagi tugas selama penerbangan delapan jam tersebut.

Jika Angel Technologies menggunakan pesawat terbang, Sky Station International memilih menggunakan balon udara. Setiap balon mengangkut satu ton perangkat telekomunikasi , terbang pada ketinggian 21 km untuk melayani wilayah selular kisaran 19 ribu km persegi.

Pesawat tanpa Awak
Di antara pesaingnya, tampaknya kolaborasi antara AeroVironment dengan NASA yang paling menjanjikan. Nasa mengembangkan pesawat tanpa awak bertenaga surya yang mampu mengudara pada ketinggian 18,6 km di atas sebuah kota selama 6 bulan atau lebih. Sementara AeroVironment berencana menggunakan pesawat yang bernama Helios itu untuk menggangkut peralatan AN mereka ke udara.

Sampai saat ini , pesawat Helios masih dalam tahapan prototipe, dan harus menjalani serangkaian pengujian hingga mencapai level ketahanan yang dibutuhkan oleh Aeroviroment . Sebuah pesawat Helios akan melayani wilayah dengan diameter 64,4 km.

Melihat segala kelebihan yang ditawarkan AN , Indonesia yang 75 % wilayahnya berupas periran patut mempertimbangkan untuk mengadopsi layanan ini . Dengan demikian , aparat keselamatan serta keamanan dan pertahanan kita dilaut akan didukung dengan teknologi komunikasi yang mumpuni untuk melindungi wilayah laut kita.

0 comments:

Post a Comment